GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUL
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
BAHASA INDONESIA
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar
pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi
pengembangan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada
keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung dimasa kini. Pendidikan
yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab
itu upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya
menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang
berkualitas pula. Dengan kata lain peningkatan kualitas sekolah adalah
merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan kondisi
apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga
kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan,
penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan
sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga
pendidik / guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik / guru yang berkualitas
adalah tenaga pendidik / guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan
tugasnya.
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu
anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas, membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum,
sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Coms,1984: 11-13). Untuk memainkan
peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki
kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal
siswa-siswanya dengan baik, guru baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk
melakukan dianogsis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif
untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang
dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar
mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan
bahan pelajaran, tetapi teaching is primaliky and always the stimulation of
learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai
dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah
perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan
memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan
yang kontruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran,
maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan
mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan berbagai vaktor
yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan
prosentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Jika hanya tujuh puluh lima
persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar
mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar
mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan
mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana
tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang , tujuan mengajar, pokok
yang akan diajarkan , metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik
evaluasi yang digunakan . Karena itu setiap guru harus memahami tentang tujuan
mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai , cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara
membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alar-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu
dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan,
terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan,
sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting . padahal kalau dikaji lebih
lanjut , setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun
non formal apalagi tingkat Sekolah dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan
perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial dan
sebagai calon manusia seutuhnya .
Hal tersebut apabila dalam aktivitas belajar mengajar,
guru seantiasa memanfatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada gabungan
metode ceramah dengan metode kerja kelompok dalam penyampaian materi dan mudah
diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, agar
siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka akan
memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin
dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada
siswa.
selengkapnya contact : agikjanuri@Yahoo.com atau SMS : 085649970265
No comments:
Post a Comment