Consultasi Audio, Sound system

Tanya Jawab seputar Audio, Sound System dan Komputer Contact Person Sms : 085649970265 PIN : 741EF9BD

Sunday, March 17, 2013

GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA

GABUNGAN METODE CERAMAH DENGAN METODE  KERJA KELOMPOK UNTUL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA

 
Kualitas pendidikan, sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia yang bermakna, sangat penting bagi pengembangan nasional. Bahkan dapat dikatakan masa depan bangsa bergantung pada keberadaan pendidikan yang berkualitas yang berlangsung dimasa kini. Pendidikan yang berkualitas hanya akan muncul dari sekolah yang berkualitas. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas sekolah merupakan titik sentral upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas demi terciptanya tenaga kerja yang berkualitas pula. Dengan kata lain peningkatan kualitas sekolah adalah merupakan tindakan yang tidak pernah terhenti, kapanpun, dimanapun dan kondisi apapun.
Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis sumber belajar, sangat diharapkan berperan sebagaimana mestinya dan sebagai tenaga kependidikan yang berkualitas. Tenaga pendidik / guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik / guru yang berkualitas adalah tenaga pendidik / guru yang sanggup, dan terampil dalam melaksanakan tugasnya.  
Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam hal belajar. Dalam proses belajar mengajar, gurulah yang menyampaikan pelajaran, memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas,  membuat evaluasi belajar siswa, baik sebelum, sedang maupun sesudah pelajaran berlangsung (Coms,1984: 11-13). Untuk memainkan peranan dan melaksanakan tugas-tugas itu, seorang guru diharapkan memiliki kemampuan professional yang tinggi. Dalam hubungan ini maka untuk mengenal siswa-siswanya dengan baik, guru baik, guru perlu memiliki kemampuan untuk melakukan dianogsis serta mengenal dengan baik cara-cara yang paling efektif untuk membantu siswa tumbuh sesuai dengan potensinya masing-masing.
Proses pembelajaran yang dilakukan guru memang dibedakan keluasan cakupannya, tetapi dalam konteks kegiatan belajar mengajar mempunyai tugas yang sama. Maka tugas mengajar bukan hanya sekedar menuangkan bahan pelajaran, tetapi teaching is primaliky and always the stimulation of learner (Wetherington, 1986: 131-136), dan mengajar tidak hanya dapat dinilai dengan hasil penguasaan mata pelajaran, tetapi yang terpenting adalah perkembangan pribadi anak, sekalipun mempelajari pelajaran yang baik, akan memberikan pengalaman membangkitkan bermacam-macam sifat, sikap dan kesanggupan yang kontruktif.
Dengan tercapainya tujuan dan kualitas pembelajaran, maka dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan kegiatan mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan berbagai vaktor yang sesuai dengan rumusan beberapa tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap anak didik dan prosentase keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan pembelajaran khusus. Jika hanya tujuh puluh lima persen atau lebih dari jumlah anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan kurang (dibawah taraf minimal), maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya ditinjau kembali.
Setiap akan mengajar, guru perlu membuat persiapan mengajar dalam rangka melaksanakan sebagian dari rencana bulanan dan rencana tahunan. Dalam persiapan itu sudah terkandung tentang , tujuan mengajar, pokok yang akan diajarkan , metode mengajar, bahan pelajaran, alat peraga dan teknik evaluasi yang digunakan . Karena itu setiap guru harus memahami tentang tujuan mengajar, secara khusus memilih dan menentukan metode sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai , cara memilih, menentukan dan menggunakan alat peraga, cara membuat tes dan menggunakannya, dan pengetahuan tentang alar-alat evaluasi.
Sementara itu teknologi pembelajaran adalah salah satu dari aspek tersebut yang cenderung diabaikan oleh beberapa pelaku pendidikan, terutama bagi mereka yang menganggap bahwa sumber daya manusia pendidikan, sarana dan prasarana pendidikanlah yang terpenting . padahal kalau dikaji lebih lanjut , setiap pembelajaran pada semua tingkat pendidikan baik formal maupun non formal apalagi tingkat Sekolah dasar, haruslah berpusat pada kebutuhan perkembangan anak sebagai calon individu yang unik, sebagai makhluk sosial dan sebagai calon manusia seutuhnya .
Hal tersebut apabila dalam aktivitas belajar mengajar, guru seantiasa memanfatkan teknologi pembelajaran yang mengacu pada gabungan metode ceramah dengan metode kerja kelompok dalam penyampaian materi dan mudah diserap peserta didik atau siswa berbeda.
Khususnya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, agar siswa dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.
selengkapnya contact : agikjanuri@Yahoo.com atau SMS : 085649970265

No comments:

Post a Comment